Oleh : Septia Eka Putri/ Wartawan Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
يُؤتِي
الْحِكْمَةَ مَن يَشَاءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً
كَثِيراً وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ
Dia
Memberikan hikmah kepada siapa yang Dia Kehendaki. Barangsiapa diberi
hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak
ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai
akal sehat. (QS. Al-Baqoroh [2]: 269)
Berfikirlah bahwa hidup
untuk mati, ketika manusia berfikir seperti itu ia akan sadar betapa
hidup ini singkat bahkan sangat singkat, banyak waktu yang di sia-siakan
demi kegiatan yang tidak ada manfaat sama sekali, hidup ini untuk mati,
kerahkan semua tenaga, waktu, usaha, doa, ibadah yang baik, mengikuti
perintah Allah, menjauhi larangan Allah, inysa Allah kita selalu dalam
lindungan Allah.
Semua Pasti Terselesaikan
Setiap
kita, manusia mempunyai masalah tersendiri, banyak sebagian dari kita
yang menyerah dalam menghadapi masalah yang dirasa sulit, hidup ini
adalah ujian. Seberapa kuat kita dalam melakukannya.
Dalam kehidupan seorang Muslim adakah suatu perkara yang tidak terselsaikan atau masih menggantug?
Renungkanlah!
Perjalanan hidup kita di liputi dengan tugas, bahkan tugas yang berat
atau banyak kendala-kendala disitu, sehingga menjadi masalah serius
dalam menyelesaikan tugas tersebut, ingatlah SEMUA MASALAH BISA
TERSELESAIKAN, karena Allah telah memberi persoalan masalah sesuai
dengan takar kemampuan seorang hamba, dan ingatlah ketika masalah telah
terselesaikan, sesungguhnya ada campur tangan Allah disitu.
Allah
maha memberi ! Pemberi Allah meliputi segalanya, termasuk kekuatan dalam
mengangkat beban persoalan, kecerdasan dalam menyelesaikan persoalan
itu adalah pemberi besar yang tersembunyi, sehingga terkadang kita lupa
untuk mensyukurinya.
Ingat ! SEMUA KEKUATAN ADALAH DARI ALLAH, MANUSIA TIDAK PUNYA DAYA DAN UPAYA SEDIKITPUN JIKA ALLAH TIDAK MENGARUNIAKAN.
Maka, sepantasnya lah kita sebagai hamba bersyukur atas kekuatan positif yang telah Allah karuniakan pada kita.
Perpendek Angan-angan
Dalam
diri seorang manusia sempurna pasti memiliki angan-angan tentang hal
keduniaan yang terkait dengan materi-materi (kekayaan), kedudukan,
perhiasan, wanita dan seluruh perhiasan dunia.
Jika kesemua hal
itu kita rancang, kita kalkulasikan, kita angan-angankan dan itu adalah
hal yang jauh kedepan yang seperti apa nantinya kita tidak tahu (tidak
jelas) dan hanya mereka-reka saja itu namanya adalah panjang angan
(tulul amal).
Yang sering terjadi bagi orang yang punya sifat
panjang angan-angan ini, apa yang di angan-angankan selalu tidak sesuai /
meleset, akhirnya bisa stres ataupun putus asa.
Lantas apa agama melarang kita berpanjang angan-anagan tentang dunia?
Benar,
karena hal itu adalah penyebab utama seseorang hubbud dunnya (cinta
dunia). Sedangkan tidak memper panjang angan-angan adalah suatu bentuk
kezuhudan.
Hal-ini berbeda dengan sebuah cita-cita (himmah) yang orientasinya pada ibadah kepada Allah SWT. hal itu adalah suatu kemuliaan.
Bagaimana perencanaan sebuah pekerjaan? hal itu bukanlah angan angan karena hal yang sudah jelas, jadi bukan suatu masalah.
Belajar lah untuk selalu mensyukuri hidup, hidup adalah titipan Allah,
setitik air mampu menghilangkan rasa penat diri, setitik embun berjuta
hikmah dalam kehidupan, air sumber kehidupan.
Manusia ciptaan
Allah, ada hikmah dibalik semua masalah yang kita hadapi, tantang dunia,
lihat kedepan, renungkan bahwa hidup untuk mati, ketika sudah tahu akan
itu tak ada lagi yang bisa disombongkan, bahwasannya semua punya Allah,
semua titipan Allah dan akan kembali kepada Allah. (Putri/EO2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar