Jumat, 07 Maret 2014

FILSAFAT SOCRATES DAN PASCA SOCRATE


1
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.

Socrates dilahirkan di Athena pada tahun 470 S.M. Socrates dikenal sebagai orang yang berbudi luhur mempunyai kearifan dan kebijaksanaan. Namun ia tidak pernah mengaku mempunyai kearifan dan kebijaksanaan, ia hanya mengaku sebagai penggemar kearifan atau amateur kebijaksanaan, bukan professional dan mengambil untuk kebendaan dari apa yang ia gemari seperti kaum sofis pada zamannya.

Konon dewa yang berada di tempat peribadatan bagi orang Yunani di Delphi menyatakan dengan cara luar biasa bahwa ia adalah orang yang arif di negeri Yunani, ia menafsirkan bisikan itu sebagai persetujuan atas cara acnoticism yang menjadi titik tolak di filsafatnya : “ one thing only I know, and that is I know nothing “.



 
           
B.     Tujuan Penulisan

1.      Siapakah Socrates itu ?
2.      Bagaimana Pemikiran Socrates tentang filsafat ?
3.      Bagaimana Filsafat Socrates dan Pasca Socrates ?




























            3
 
 
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi Socrates

Socrates dilahirkan di Athena ( 470 S.M – 399 S.M ). Dia bukan keturunan bangsawan atau orang berkedudukan tinggi. Melainkan anak dari seorang pemahat bernama Sophroniscus dan ibunya seorang bidan bernama Phaenarete. Setelah ayahnya meninggal dunia, Socrates manggantikannya sebagai pemahat. Tetapi akhirnya ia berhenti dari pekerjaan itu dan bekerja dalam lapangan filsafat dengan dibelanjai oleh seorang penduduk Athena yangkaya.

Masa Socrates bertepatan dengan masa kaum sofis. Karena itu pokok pembahasan filsafat Socrates hampir sama dengan pokok pembahasan kaum sofis. Sebab itu ada orang yang memasukkan Socrates kedalam golongan kaum sofis. Tetapi ini tidak betul, karena ada perbedaan yang nyata antara pendapat Socrates dan pendapat kaum sofis itu.Tetapi dengan sekuat tenaga Socrates menentang ajaran para sofis.

Ia membela yang benar dan yang baik sebagai nilai obyektif yang harus diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang. Dalam sejarah umat manusia, Socrates merupakan contoh istimewa dan selaku filosof yang jujur jugaberani. Socrates mempunyai kepribadian yang sabar, rendah hati, yang selalu menyatakan dirinya bodoh. Badannya tidak gagah sebagi biasanya sebagai penduduk Athena. Meskipun dia orang yang berilmu, tapi dia dalam memilih orang yang jadi istri bukan dari golongan orang baik-baik dan pandai.






 
B.     Jalan Pemikiran Socrates

Menurut pendapat Socrates ada kebenaran obyektif, yang tidak bergantung pada saya atau pada kita. Ini memang pusat permasalahan yang dihadapi oleh Socrates. Untuk membuktikan adanya kebenaran obyektif, Socrates menggunakan metode tertentu. Metode itu bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan – percakapan. Ia menganalisis pendapat – pendapat. Setiap orang mempunyai pendapat mengenai salah dan tidak salah, misalnya ia bertanya kepada negarawan, hakim, tukang, pedagang, dan sebagainya.

Socrates mengatakan kebenaran umum itu memang ada. Ia bukan dicari dengan induksi seperti pada Socrates, melainkan telah ada “ disana ” dialam idea. Kubu Socrates semakin kuat, orang sofis sudah semakin kehabisan pengikut. Ajaran behwa kebenaran itu relatif semakin ditinggalkan, semakin tidak laku, orang sofis kalap, lalu menuduh Socrates merusak mental pemuda dan menolak Tuhan – Tuhan. Socrates diadili oleh hakim Athena. Ia dijatuhi hukuman mati. Seandainya Socrates memilih hukuman dibuang keluar kota, tentu hukuman itu diterima oleh hakim tersebut, tetapi Socrates tidak mau meninggalkan kota asalnya.

C.     Filsafat Pra Socrates

Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut. Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng atau. mite-mite yang diterima dari agama.

Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebablan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.

Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surge, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal). Dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yangdikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira-kira pada abadke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan daripotongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau zaman. Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menja disasaran para ahli filsafat teresbut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).

Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat majuu, rasioanl dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.

Para Filosof Yang Tergolong Dalam Filosof Alam

1.       Thales (625-545 SM)

Thales adalah seorang saudagar yang banyak berlayar ke negeri Mesir. Ia juga seorang ahli politik yang terkenal di Milatos. Dalam pada itu masih ada kesempatan baginya untuk mempelajari ilmu matematik (ilmu pasti) dan astronomi (ilmu bintang).

2.      Anaximandros (610-547 SM)

Anaximandros adalah salah satu dari murid Thales. Ia lebih muda lima belas tahun dari Thales, tapi meninggal lebih dulu dari Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu bumi.

3.      Anaximenes (585-494 SM)
Anaximenes adalah salah satu murid Anaximandros. Ia adalah filosuf alam terakhir dari kota Miletos. Sesudah ia meninggal dunia kemajuan filosuf alam berakhir di kota tersebut. Banyak ahli fikir dari kota tersebut sebab kota Miletos pada tahun 494 SM diserang dan ditaklukan oleh bangsa Persia. Dengan kepergian para ahli fikir itu, maka kebesaran kota Miletos sebagai pusat pengajaran filosufi alam lenyap.

4.      Pythagoras (572 – 497 SM )
Menurut kepercayaan Pythagoras manusia itu asalnya tuhan. Jiwa itu adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa, dan ia akan kembali ke langit ke dalam lingkungan tuhan bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu. Menurut kepercayaannya itu, Pythagoras menjadi penganjur Vegetarismre, memakan sayur-mayur dan buah-buahan saja. Tetapi tak cukup orang hidup membersihkan hidup jasmani saja, akan tetapi rohani juga. Manusia harus berzikir senantiasa untuk mencapai kesempurnaan hidupnya. Menurut keyakinan kaum Pythagoras setiap waktu orang harus menanggung jawab hatinya tentang perbuatannya sehari-hari.

5.      Heraklitos (535-475 SM)

Filsafat Heraklitos merupakan filsafat menjadi. Tak ada sesuatu yang ada secara tetap, segala sesuatu dalam keadaan menjadi. Segala sesuatu bergerak secara abadi: “Segala sesuatu berlalu dan tak ada sesuatu pun yang tinggal diam”. Kita tak akan dapat dua kali turun ke dalam arus yang sama, airnya senantiasa berganti. Begitulah segala sesuatu. Tak ada sesuatu pun yang kekal, tak ada sesuatu pun yang kekal, tak ada sesuatu pun yang tetap, hakekat segala sesuatu adalah perubahan, keadaan (sedang) menjadi.
6.      Parmenides (540-475 SM)

Ia lahir di kota Elea, kota perantauan Yunani di Italia Selatan. Dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada (being). Ia kagum adanya misteri segala realitas yang ada. Di situ ia menemukan berbagai (keanekaragaman) kenyataan, dan ditemukan pula adanya hal yang tetap dan berlaku secara umum. Sesuatu yang tetap dan berlaku umum itu tidak dapat ditangkap melalui indera, akan tetapi akan ditangkap lewat pikiran atau akal. Untuk memunculkan realitas tersebut hanya dengan berpikir.

7.      Leukippos ( 540 SM)

Leukippos adalah ahli pikir yang pertama mengajarkan tentang atom. Menurut pendapatnya tiap benda terdiri dari atom. Yang dipakai sebagai dasar teorinya tentang atom ialah yang penuh dan kosong. Atom dinamainya yang penuh sebagai benda betapapun kecilnya dan bertubuh. Dan setiap yang bertubuh mengisi lapangan yang kosong. Jadi di sebelah yang penuh dan yang kosong itulah kejadian alam ini. Keduandan yang penuh dan yang kosong mesti ada sebab kalau tak ada yang kosong atom itu tidak dapat bergerak.

8.      Demokritos ( 460-360 SM)

Menurut Demokritos, segala sesuatu mengandung penuh dan kosong. Jikalau kau menggunakan pisau itu harus menemukan ruang kosong, supaya dapat menembus. Jika apel itu tidak mengandung kekosongan, ia tentu keras dan secara pisik tidak dapat dibelah. Sedangkan bagian yang penuhdari segala sesuatu dapat dibagi-bagi menjadi titik-titik yang tak terbatas jumlahnya., dank arena kecilnya ia tidak dapat ditangkap dengan pancaindera. Bagian kecil-kecil itu tak dapat dibagi dan tidak mengandung kekosongan. Ia bernama atomos yang artinya tak dapat dibagi.

D.    Filsafat Pasca  Socrates

Membicarakan filsafat Yunani sesudah masa Socrates sama artinya membicarakan mengenai pemikiran filosof-filosof sesudahnya. Disini pemakalah membatasi untuk membahas mengenai pemikiran Plato dan Aristoteles saja.

1.      Plato

Plato adalah seorang filosof Barat yang paling populer dan dihormati di antara filosof lainnya. Karya-karyanya menjadi rujukan awal bagi perkembangan filsafat dunia. Plato dilahirkan di Athena sekitar tahun 427 SM, pada masa akhir zaman keemasan Athena setelah setahun kekuasaan Pericles berakhir, atau tiga tahun sejak perang Athena dengan Sparta. Keluarganya paling terpandang di Athena.

Pemikiran filsafatnya sangat dipengaruhi oleh gurunya, Socrates, yang telah mengajarinya selama 8 tahun. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
           
Ciri-ciri Karya-karya Plato yang pertama adalah Bersifat Sokratik yang dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya. ciri yang kedua adalah Berbentuk dialog Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog. Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu.  Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog. sedangkan ciri yang ketiga adalah Adanya mite-mite  Plato menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan berbentuk dialog.

2.      Aristoteles

Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan  menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Dalam bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis).








10
 
BAB III
KESIMPULAN

Pada masa pra-socrates para filusuf mengkaji tentang asal muasal alam semesta beserta isinya. Seperti :
1.      Thales (625-545 SM)
2.       Anaximandros (610-547 SM)
3.       Anaximenes (585-494 SM)
4.       Pythagoras (572 – 497 SM )
5.       Heraklitos (535-475 SM)
6.       Parmenides (540-475 SM)
7.       Leukippos ( 540 SM)
8.       Demokritos ( 460-360 SM)

Pada masa socrates mengkaji tentang pencarian kebenaran yang objectif dan budi pekerti serta etika.
Pada masa sesudah socrates, para filusuf mengembangkan teori dan metode yang diajarkan oleh socrates sehingga ilmu filsafat mulai berkembang luas.
1.      Plato (427-347 SM)
2.      Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.










 
DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono, Harun, 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 1,Kanisus : Yogyakarta
Muzairi, 2009. Filsafat Umum, Yogyakarta : Teras
Tafsir, Ahmad, 2010, Filsafat Umum, Bandung : Remaja Rosdakarya
Jahja, Muchtar. 1962. Pokok – Pokok Filsafat Yunani, Jakarta : Widjaya.
Solomon, Robert C. 1996. Sejarah Filsafat, New York : Yayasan Bentang Budaya.
 Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum, Bandung : PT Remaja Rosda Karya.