|
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Filsafat, terutama filsafat Barat muncul di Yunani semenjak kira-kira
abad ke-7 SM. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan
berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak
menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan ini.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filosof ialah Thales dari
Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filosof-filosof Yunani yang
terbesar tentu saja ialah: Socrates, Plato, dan Aristoteles. Socrates adalah
guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang
berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “komentar-komentar karya
Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada
sejarah filsafat.
Socrates dilahirkan di Athena pada tahun 470 S.M. Socrates dikenal
sebagai orang yang berbudi luhur mempunyai kearifan dan kebijaksanaan. Namun ia
tidak pernah mengaku mempunyai kearifan dan kebijaksanaan, ia hanya mengaku
sebagai penggemar kearifan atau amateur kebijaksanaan, bukan professional dan
mengambil untuk kebendaan dari apa yang ia gemari seperti kaum sofis pada
zamannya.
Konon dewa yang berada di tempat peribadatan bagi orang Yunani di Delphi
menyatakan dengan cara luar biasa bahwa ia adalah orang yang arif di negeri
Yunani, ia menafsirkan bisikan itu sebagai persetujuan atas cara acnoticism
yang menjadi titik tolak di filsafatnya : “ one thing only I know, and that is
I know nothing “.
B.
Tujuan Penulisan
1.
Siapakah Socrates itu ?
2.
Bagaimana Pemikiran Socrates
tentang filsafat ?
3.
Bagaimana Filsafat Socrates dan
Pasca Socrates ?
|
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Socrates
Socrates dilahirkan di Athena ( 470 S.M – 399 S.M ). Dia bukan
keturunan bangsawan atau orang berkedudukan tinggi. Melainkan anak dari seorang
pemahat bernama Sophroniscus dan ibunya seorang bidan bernama Phaenarete.
Setelah ayahnya meninggal dunia, Socrates manggantikannya sebagai pemahat.
Tetapi akhirnya ia berhenti dari pekerjaan itu dan bekerja dalam lapangan
filsafat dengan dibelanjai oleh seorang penduduk Athena yangkaya.
Masa Socrates bertepatan dengan masa kaum sofis. Karena itu pokok
pembahasan filsafat Socrates hampir sama dengan pokok pembahasan kaum sofis.
Sebab itu ada orang yang memasukkan Socrates kedalam golongan kaum sofis.
Tetapi ini tidak betul, karena ada perbedaan yang nyata antara pendapat Socrates
dan pendapat kaum sofis itu.Tetapi dengan sekuat tenaga Socrates menentang
ajaran para sofis.
Ia membela yang benar dan yang baik sebagai nilai obyektif yang harus
diterima dan dijunjung tinggi oleh semua orang. Dalam sejarah umat manusia, Socrates
merupakan contoh istimewa dan selaku filosof yang jujur jugaberani. Socrates
mempunyai kepribadian yang sabar, rendah hati, yang selalu menyatakan dirinya
bodoh. Badannya tidak gagah sebagi biasanya sebagai penduduk Athena. Meskipun
dia orang yang berilmu, tapi dia dalam memilih orang yang jadi istri bukan dari
golongan orang baik-baik dan pandai.
B.
Jalan Pemikiran Socrates
Menurut pendapat Socrates ada kebenaran obyektif, yang tidak bergantung
pada saya atau pada kita. Ini memang pusat permasalahan yang dihadapi oleh
Socrates. Untuk membuktikan adanya kebenaran obyektif, Socrates menggunakan
metode tertentu. Metode itu bersifat praktis dan dijalankan melalui percakapan
– percakapan. Ia menganalisis pendapat – pendapat. Setiap orang mempunyai
pendapat mengenai salah dan tidak salah, misalnya ia bertanya kepada negarawan,
hakim, tukang, pedagang, dan sebagainya.
Socrates mengatakan kebenaran umum itu memang ada. Ia bukan dicari
dengan induksi seperti pada Socrates, melainkan telah ada “ disana ” dialam
idea. Kubu Socrates semakin kuat, orang sofis sudah semakin kehabisan pengikut.
Ajaran behwa kebenaran itu relatif semakin ditinggalkan, semakin tidak laku,
orang sofis kalap, lalu menuduh Socrates merusak mental pemuda dan menolak
Tuhan – Tuhan. Socrates diadili oleh hakim Athena. Ia dijatuhi hukuman mati.
Seandainya Socrates memilih hukuman dibuang keluar kota, tentu hukuman itu
diterima oleh hakim tersebut, tetapi Socrates tidak mau meninggalkan kota
asalnya.
C.
Filsafat Pra Socrates
Filsafat Pra Socrates adalah
filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite
yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala
sesuatu. Baik dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut
orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta
beserta isinya tersebut. Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari
bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki
tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng
atau. mite-mite yang diterima dari agama.
Pemikiran filusuf inilah yang
memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang
menyebablan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite
tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya
dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau
bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surge, mite ini disanggah oleh
Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi
adalah pemantulan matahari pada awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang
menggunakan akal). Dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu
pendapat yangdikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan
kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira-kira pada
abadke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan
daripotongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau zaman.
Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir
yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menja disasaran para
ahli filsafat teresbut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).
Tujuan filosofi mereka adalah
memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi
sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran
yang sangat majuu, rasioanl dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang
menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan
indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup
puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
Para Filosof Yang Tergolong
Dalam Filosof Alam
1. Thales (625-545
SM)
Thales adalah seorang saudagar
yang banyak berlayar ke negeri Mesir. Ia juga seorang ahli politik yang
terkenal di Milatos. Dalam pada itu masih ada kesempatan baginya untuk
mempelajari ilmu matematik (ilmu pasti) dan astronomi (ilmu bintang).
2. Anaximandros (610-547 SM)
Anaximandros adalah salah satu
dari murid Thales. Ia lebih muda lima belas tahun dari Thales, tapi meninggal
lebih dulu dari Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan ilmu
bumi.
3. Anaximenes (585-494 SM)
Anaximenes adalah salah satu
murid Anaximandros. Ia adalah filosuf alam terakhir dari kota Miletos. Sesudah
ia meninggal dunia kemajuan filosuf alam berakhir di kota tersebut. Banyak ahli
fikir dari kota tersebut sebab kota Miletos pada tahun 494 SM diserang dan
ditaklukan oleh bangsa Persia. Dengan kepergian para ahli fikir itu, maka
kebesaran kota Miletos sebagai pusat pengajaran filosufi alam lenyap.
4. Pythagoras (572 – 497 SM )
Menurut kepercayaan Pythagoras
manusia itu asalnya tuhan. Jiwa itu adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh
kedunia karena berdosa, dan ia akan kembali ke langit ke dalam lingkungan tuhan
bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu. Menurut kepercayaannya itu,
Pythagoras menjadi penganjur Vegetarismre, memakan sayur-mayur dan buah-buahan
saja. Tetapi tak cukup orang hidup membersihkan hidup jasmani saja, akan tetapi
rohani juga. Manusia harus berzikir senantiasa untuk mencapai kesempurnaan
hidupnya. Menurut keyakinan kaum Pythagoras setiap waktu orang harus menanggung
jawab hatinya tentang perbuatannya sehari-hari.
5. Heraklitos (535-475 SM)
Filsafat Heraklitos merupakan
filsafat menjadi. Tak ada sesuatu yang ada secara tetap, segala sesuatu dalam
keadaan menjadi. Segala sesuatu bergerak secara abadi: “Segala sesuatu berlalu
dan tak ada sesuatu pun yang tinggal diam”. Kita tak akan dapat dua kali turun
ke dalam arus yang sama, airnya senantiasa berganti. Begitulah segala sesuatu.
Tak ada sesuatu pun yang kekal, tak ada sesuatu pun yang kekal, tak ada sesuatu
pun yang tetap, hakekat segala sesuatu adalah perubahan, keadaan (sedang)
menjadi.
6. Parmenides (540-475 SM)
Ia lahir di kota Elea, kota
perantauan Yunani di Italia Selatan. Dialah yang pertama kali memikirkan
tentang hakikat tentang ada (being). Ia kagum adanya misteri segala realitas
yang ada. Di situ ia menemukan berbagai (keanekaragaman) kenyataan, dan
ditemukan pula adanya hal yang tetap dan berlaku secara umum. Sesuatu yang
tetap dan berlaku umum itu tidak dapat ditangkap melalui indera, akan tetapi
akan ditangkap lewat pikiran atau akal. Untuk memunculkan realitas tersebut
hanya dengan berpikir.
7. Leukippos ( 540 SM)
Leukippos adalah ahli pikir
yang pertama mengajarkan tentang atom. Menurut pendapatnya tiap benda terdiri
dari atom. Yang dipakai sebagai dasar teorinya tentang atom ialah yang penuh
dan kosong. Atom dinamainya yang penuh sebagai benda betapapun kecilnya dan
bertubuh. Dan setiap yang bertubuh mengisi lapangan yang kosong. Jadi di
sebelah yang penuh dan yang kosong itulah kejadian alam ini. Keduandan yang
penuh dan yang kosong mesti ada sebab kalau tak ada yang kosong atom itu tidak
dapat bergerak.
8. Demokritos ( 460-360 SM)
Menurut Demokritos, segala
sesuatu mengandung penuh dan kosong. Jikalau kau menggunakan pisau itu harus
menemukan ruang kosong, supaya dapat menembus. Jika apel itu tidak mengandung
kekosongan, ia tentu keras dan secara pisik tidak dapat dibelah. Sedangkan
bagian yang penuhdari segala sesuatu dapat dibagi-bagi menjadi titik-titik yang
tak terbatas jumlahnya., dank arena kecilnya ia tidak dapat ditangkap dengan
pancaindera. Bagian kecil-kecil itu tak dapat dibagi dan tidak mengandung
kekosongan. Ia bernama atomos yang artinya tak dapat dibagi.
D.
Filsafat Pasca Socrates
Membicarakan
filsafat Yunani sesudah masa Socrates sama artinya membicarakan mengenai
pemikiran filosof-filosof sesudahnya. Disini pemakalah membatasi untuk membahas
mengenai pemikiran Plato dan Aristoteles saja.
1.
Plato
Plato adalah seorang filosof Barat yang paling
populer dan dihormati di antara filosof lainnya. Karya-karyanya menjadi rujukan
awal bagi perkembangan filsafat dunia. Plato dilahirkan di Athena sekitar tahun
427 SM, pada masa akhir zaman keemasan Athena setelah setahun kekuasaan
Pericles berakhir, atau tiga tahun sejak perang Athena dengan Sparta.
Keluarganya paling terpandang di Athena.
Pemikiran
filsafatnya sangat dipengaruhi oleh gurunya, Socrates, yang telah mengajarinya
selama 8 tahun. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato
adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling
terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία
atau Politeia, "negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis
besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan
banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Salah
satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato scribend
est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
Ciri-ciri
Karya-karya Plato yang pertama adalah Bersifat Sokratik yang dalam Karya-karya
yang ditulis pada masa mudanya, Plato selalu menampilkan kepribadian dan
karangan Sokrates sebagai topik utama karangannya. ciri yang kedua adalah
Berbentuk dialog Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada dialog.
Dalam Surat VII, Plato berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan
pemikiran sejati yang ditulis dalam huruf-huruf yang membisu. Oleh karena
itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu dituliskan, maka yang paling cocok
adalah tulisan yang berbentuk dialog. sedangkan ciri yang ketiga adalah Adanya
mite-mite Plato menjelaskan ajarannya yang abstrak dan adiduniawi Verhaak menggolongkan tulisan
Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya ilmiah yang sistematis karena
dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya terkandung mite-mite dan
berbentuk dialog.
2. Aristoteles
Aristoteles
lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun,
Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia meningkat
menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles
meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru
bagi Alexander
dari Makedonia.
Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan
dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri
yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya sampai
tahun 323 SM. Perubahan politik seiring
jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari Athena guna
menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal
tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Dalam
bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama
yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.
Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian
terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam
Berlawanan
dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda,
Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada
(eksis).
|
KESIMPULAN
Pada
masa pra-socrates para filusuf mengkaji tentang asal muasal alam semesta
beserta isinya. Seperti :
1.
Thales
(625-545 SM)
2. Anaximandros (610-547 SM)
3. Anaximenes (585-494 SM)
4. Pythagoras (572 – 497 SM )
5. Heraklitos (535-475 SM)
6. Parmenides (540-475 SM)
7. Leukippos ( 540 SM)
8. Demokritos ( 460-360 SM)
Pada
masa socrates mengkaji tentang pencarian kebenaran yang objectif dan budi
pekerti serta etika.
Pada
masa sesudah socrates, para filusuf mengembangkan teori dan metode yang
diajarkan oleh socrates sehingga ilmu filsafat mulai berkembang luas.
1.
Plato (427-347 SM)
2.
Aristoteles
(384-322 SM)
Aristoteles sangat menekankan
empirisme untuk menekankan pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwijono,
Harun, 1980. Sari Sejarah Filsafat Barat 1,Kanisus : Yogyakarta
Muzairi,
2009. Filsafat Umum, Yogyakarta : Teras
Tafsir,
Ahmad, 2010, Filsafat Umum, Bandung : Remaja Rosdakarya
Jahja, Muchtar. 1962. Pokok – Pokok Filsafat
Yunani, Jakarta : Widjaya.
Solomon, Robert C. 1996. Sejarah Filsafat, New York : Yayasan Bentang Budaya.
Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum, Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Solomon, Robert C. 1996. Sejarah Filsafat, New York : Yayasan Bentang Budaya.
Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum, Bandung : PT Remaja Rosda Karya.